Friday, December 12, 2008

Kaya Ruhiah

Kadang kita sering lupa, bahwa kesuksesan kita adalah bila kita sukses secara rohani.

Betapa banyak orang miskin yang kaya rohaninya lebih bahagia dari orang kaya materi yang miskin rohani.

Yah kekayaan rohani adalah yang perlu kita cari.

Dalam mencapai kekayaan rohani, saya sendiri mengenalnya sebagai sebuah process yang terus menerus dan tidak sama untuk setiap orang.

Juga tidak seharusnya ilmu datang bersamaan dengan wisdom.

Kebanyakan orang didatangi ilmu tapi tidak mencapai derajat Arif.

Bagi kaum rabbani, tingkat yang hendak dicapai bukan hanya 'Alim.
Tujuan tarbiyah rabbaniah umumnya adalam mencapai derajat 'Arif.

Seorang 'Arif harus 'Alim.
Tapi tidak semua orang 'Alim bisa 'Arif.

Tobaqoh Ta'lim mesti dilalui bagi manusia yang normal.
Walau ada manusia yang khusus dapat mencapai 'Arif tanpa melalui fasa Ta'lim yang umum.

Dalam hal ini, para Rabbaniy selalu mementingkan tazkiah lebih dari ta'lim.
Tapi mereka tidak menyukai murid yang hanya sibuk tazkiah tanpa memenuhi jiwa dengan ilmu yang haq.

Karena tazkiah lebih kuat dorongan tenaganya untuk mencapai tingkatan 'Alim dan 'Arif dibanding sekedar ta'lim.

Walau banyak orang yang terjatuh dalam khayalan ketika mereka melakukan tarbiyah ruhaniah tanpa bimbingan wahyu dan sunnah nabawiah.

Tapi tetap saja, seorang murid harus mengiringi semangat keilmuan dengan process peningkatan ruhani dirinya.

Karena seorang yang buta tidak mungkin akan melihat walau dengan kaca mata sekalipun.
Kaca mata adalah Ilmu.
Mata adalah ruh yang telah melakukan tazkiatun nafsi.

Mungkin kita harus sering sering menengok diri kita sendiri, dimanakah proses tarbiyah ruhaniah kita berhenti dan berada.

Semoga bermanfaat.

Thursday, December 11, 2008

Rantai Kasih yang bisa kita ciptakan.

Betapa banyak Guru Guru besar menanamkan mimpi mimpi besar.

Betapa banyak motivator besar memberikan cerita cerita besar yang bahkan lebih besar dari kenyataan hidup mereka sendiri.

Namun di malam sunyi di taman yang redup di bumi pertiwi.

Kutemukan cita cita kecil yang besar bagiku.

Aku ingin menyebarkan kasih.

Yah itulah makna Islam dalam bismillah yang aku yakini.

Aku bermimpi akan rantai besar penyebaran kasih yang akan kita ciptakan.

Kita bisa menciptakan rantai kasih.

Kita mulai dari orang orang terdekat kita.

Kepada istri kita, anak kita, ibu kita, ayah kita, sahabat kita, rekan satu kantor kita.

Kita tidak perlu kaya untuk membagi kasih.

Kita tak perlu bicara besar untuk menanam kasih didalam hati lingkungan kita.

Cukup sampaikan rasa kasih kita dalam perbuatan dan kata kata.

Seandainya masing masing kita menyebar kasih pada 10 orang.

Seandainya ada 1000 kita sefaham untuk menyebar kasih.

Ada 1000 kita yang menyebar kasih pada 10 Orang.

Ada 10 000 orang menjadi bagian rantai kasih.

Dari setiap 10 000 lahir 3 object penerima kasih yang kita sebarkan.

Berarti akan ada 30 000 orang menjadi bagian rantai kasih.

Akan terus bertambah dan bertambah.

Betapa indahnya dunia apabila setiap kita bercita cita menjadi penyebar kasih.

Rantai kasih yang akan kita ciptakan adalah rantai kasih berdasarkan appresiasi kita akan
adanya kasih Allah yang merupakan Tuhan Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Semoga kita bisa memulai langkah ini dan menyelesaikan cita cita kita bersama.

Thursday, December 4, 2008

Tuhan Tahu Segalanya

Malaikat malaikat protest dengan sifat merusak yang dimiliki manusia.

Padahal Tuhan Tahu Segalanya.
Kalau Dia tidak tahu segalanya dia bukan Tuhan
Tetapi malaikat pun bisa lupa hakekat ke Maha Tahuan Tuhan.

Apalagi manusia.
Manusia adalah mahluk yang paling "Belagu" (istilah betawi)
Manusia adalah mahluk yang paling "Sengak" (istilah anak muda).
Kita cenderung over estimate diri kita sendiri.

Kita suka berlaku sebagai Tuhan.
Dan itulah symbolisme sifat Fir'aun dalam Al Qur'an.
Didalam jiwa kita ada Fir'aun Fir'aun kecil.
Dimana hanya kita yang bisa mengeluarkannya dari alam jiwa kita.

Atau kadang kita sering heran dengan tingkah laku manusia.
Bahkan kadang kita merasa kita tahu semua di alam semesta.

Padahal kita bukan Tuhan.
Mahluk tidak punya ilmu secara hakekat.
Mahluk know nothing.

Tuhan Tahu Segalanya.
Kalau Dia tidak tahu segalanya dia bukan Tuhan

Memang betul.
Salah satu langkah kemenangan pertama adalah admiitting that we know nothing.
We need somebody to depend on.

Dan disitulah fungsi Tuhan.
Tuhan adalah The Batara Ghuru.
Guru Utama.

Why ?? Because we know nothing.

Semua permasalah di dunia ekonomi.
Jawabannya simple "Riba" disebut dalam Al Qur'an
Bagaimana detail nya, para ekonom menjawabnya.

Semua permasalahan jiwa manusia.
Jawabannya simple dari Tuhan yaitu "Tazkiah" pembersihan jiwa, pemeliharaan jiwa.
Baik melalui zikir, ataupun melalui hidup di alam keseimbangan yang telah diatur sang Tuhan.

Yah kita tidak perlu bertanya pada rumput yang bergoyang.
Kata temen saya yang pragmatis.
Dari pada lihat rumput bergoyang, enakan lihat J Lo.
Nah lu , itu salah kan.

Yang betul marilah kita bertanya pada Tuhan.
Marilah kita kembali ke jalan Tuhan.
Berjalan diatas jalan Tuhan adalah kebahagiaan sejati.
Dan disitulah tantangannya.

Tuhan memasukkan manusia kedalam sebuah alam permainan.
Permainan mengejar kebahagiaan.
Dimana kebahagian terlihat di tempat lain.
Di sex, di materi atau di uang.
Tetapi lokasi yang tepat cuma di jalan Tuhan.
Barang siapa menemukannya, maka dia selamat.
Itulah Islam, jalan Allah, jalan keselamatan.

Tuesday, December 2, 2008

Santai tidak dosa but Smart

Saya hampir 15 Tahun bekerja dengan MNC dari ASIA TIMUR.
Karakter didikan dari company tersebut sangat menghargai keseriusan.
Menekankan kerja keras.

Namun kini setelah memimpin keluarga dan usaha sendiri.
Ternyata saya dapati Santai adalah bagian dari kebaikan.

Santai dalam artian memahami keperluan jiwa.
Perlu rilex.
Perlu zikir.
Perlu sholat.
Perlu makan.
Perlu merenung.

Ternyata Santai membantu kita.
1. Mampu memberi judgment yang bijak dan waras.
2. Mampu menghargai team member kita.
3. Menguatkan intuisi dan otak kanan.

Dan banyak lagi.
Jadi santai tidak sama dengan malas.

So be santai is ok.
"N not a sin at all

Thursday, September 4, 2008

Selamat Datang Kesadaran

Seperti iklan BMW, kadang alam bawah sadar kita selalu mengajak
untuk berkata masing masing kita adalah unik dan berbeda.

Yah Ramadhan bagi kita beda beda maknanya, walaupun Ramadhan nya sama.

Bagi aku Ramadhan 2008 adalah bulan kesadaran.

Kenapa?

Karena tidak semua orang cerdas sadar.
Ada orang bodoh sadar, lebih baik dari orang cerdas gak sadar.

Lihat Table sadar versi saya yang saya qiaskan dari versi Table Pinter Imam Ghazali.

1. Cerdas Sadar.
2. Cerdas tak Sadar.
3. Bodoh Sadar.
4. Bodoh tak Sadar.

Yah Ramadhan seolah membuka tabir nafsu yang sering menghilangkan kesadaran kita.

Memang Al Qur'an itu TOP BANGET.

Tujuan perintah puasa adalah agar kita mencapai derajat Takwa.

Orang yang sadar memang lebih mudah mencapai derajat Takwa.

Cuma sadar ini ada tiga type juga.

1. Sadar Secara Kognitif.
2. Sadar Secara Afektif.
3. Sadar Secara Motorik.

Yah kita perlu meningkatkan derajat sadar kita kepada tingkat beramal dengan sadar.

Persis pertemuan semua filosof di Puncak Nirwana FILOSOFI adalah bahwa semua manusia itu tujuannya menjadi Sadar Sempurna.

Islam yang kita lakukan dengan sadar sempurna akan mengantarkan kita ke sorga sebelum kita mati.

Dalam riwayat, Imam Ali Kw. r.a pernah mengatakan bahwa orang orang berilmu itu kakinya di dunia, ruhnya atau akalnya di Surga.

Bahkan pernah diriwayatkan, Bidadari bidadari itu sedang cemas cemas, penuh rindu, gemetaran dan tidak sabar menanti Ahli Surga.

Konon mereka mengintip dan marah pada pasangan Ahli Surga di dunia yang kurang melayani dengan baik pasangan mereka yang dititipkan pada ahli dunia.

Subhanallah.
Memang kita harus dengan sadar melayani pasangan hidup kita penuh Ma'ruf.
Bahasa kitab langit Wa'Aasyiruuhunna bil ma'ruf.
Karena kita tentu dengan sadar menikahi ahli ahli surga.
Tidak mungkin yang buruk berpasangan dengan yang baik.

Maka sadarlah kita untuk merubah attitude kita pada orang lain.
Andaikan dia itu ahli surga.
Bukankah kita perlu melayani dia dengan service yang layak untuk ahli surga.

Wallahu A'lamu bisshowab.